Sunday 11 October 2015

Komunitas Kongkrit Menarik Hatiku (Sebuah Aksi Kecil #MelawanAsap)

Goresan mentari mulai menyeruak ke langit-langit pagi ini. Hari ini komunitas kami akan melaksakan aksi penggalangan dana bagi korban bencana asap di Sumatra dan Kalimantan. Berbagai persiapan sudah dilakukan seminggu sebelum hari-H. Kali ini kami membuka bazar pakaian murah di sekitar kampus. Sebelum pakaian tersebut dijual, para WKK (Wanita Komunitas Kongkrit) dan PKK (Pemuda Komunita Kongkrit) saling membantu untuk mengangkut, membersihkan dan merapikan pakaian di salah satu rumah relawan. Tidak tanggung-tanggung, pemilihan lokasi yang strategis juga menjadi perhitungan penting bagi agenda kami hari ini. Pagi ini, atribut-atribut lain yang diperlukan telah dipersiapkan.
Satu persatu para relawan Komunitas Kongkrit berdatangan di area pelataran GWW (Graha Widya Wisuda) IPB. Sesaat baru memulai menggelar dagangan kami, para ibu-ibu dan teteh-teteh yang akan melaksanakan senam langsung mengelilingi kami. Beberapa ada yang hanya sekedar melihat dan juga tidak sedikit yang berminat untuk membeli. Tawar-menawar terjadi. Tak lupa pula kami sampaikan kepada mereka bahwa hasil penjualan pakaian ini 100% akan disumbangkan untuk korban bencana asap di Sumatra dan Kalimantan. Yah! Memang harus diperjelas peruntukan kegiatan kami kepada masyarakat. Beberapa orang juga ikut memberikan sumbangan langsung untuk korban bencana asap. Selain beberapa karung pakaian yang telah dijual, adapula beberapa kardus pakaian dari para donatur yang masih berdatangan. Kami pun semakin bersemangat untuk mempromosikan jualan pagi ini. Sesaat bazar kami pun sepi, karena kebanyakan pelanggan merupakan peserta senam. Setelah kegiatan senam usai, stand kami mulai didatangi oleh ibu-ibu dan teteh-teteh bahkan kakek-kakek. Ada yang ikut membeli, ataupun hanya sekedar melihat-lihat karena ramai para mahasiswa, pakaian dan banner #MelawanAsap seta #KomunitasKongkrit terpajang di sekitar mereka. Matahari mulai naik, para pembeli mulai meninggalkan kami satu persatu. Pakaian yang masih tersisa mulai dilipat satu persatu oleh para relawan WKK. Sesaat itu, tiba-tiba ada seorang bapak dengan pakaian yang sangat nyentrik menggunakan motor matic-nya datang menghampiri kami. Ia menanyakan apa yang kami jual beserta kisaran harga yang kami tawarkan. Ia juga menanyakan perihal kegiatan yang sedang kami lakukan. Gaya bicaranya yang khas dan dan kalimat unik selalu muncul setiap saat selesai memilih baju yang kami tawarkan dan pas menurutnya. “menarik hatiku” katanya sambil mengembalikan pakaian yang dirasanya cocok untuk ia kenakan. Kami pun tersenyum-senyum melihat bapak ini yang semangat membeli pakaian murah yang kami tawarkan. Di antara para pembeli lainnya, bapak inilah yang paling banyak membeli dagangan kami hari ini. Sebagai pelanggan terakhir kami yang juga sangat unik, kami mengabadikan momen ini bersamanya. Sebelum si bapak beranjak pergi, ada do’a yang saling kami selipkan satu sama lain. Terima kasih Allah, Engkau tutup kegiatan Komunitas Kongkrit hari ini dengan semangat dan keceriaan melalui si bapak ‘Menarik Hati’ dan kami tahu bahwa Komunitas Kongkrit juga masih mampu menarik hati bagi para hambanya yang ingin berbagi. (fsf)

No comments:

Post a Comment