Friday 10 July 2015

Volunteer Notes : Testimoni Berbagi Bersama KK

Siang itu, beberapa hari menjelang bulan Ramadhan saya asyik membaca  baca artikel di internet, Berharap ada ilmu baru yang bisa saya ambil dan saya petik  dengan membaca informasi informasi yang ada di internet.

Dan tiba tiba tak sengaja saya membaca sebuah artikel yang menurut saya luar biasa, artikel itu memuat tentang kegiatan kemanusiaan, kegiatan berbagi dengan lingkungan sekitar.

Yang saya baca disini : http://www.kompasiana.com/achmadsiddikthoha/menyerap-inspirasi-dari-deryl-anak-pasangan-tunanetra-yang-cerdas_552ff3c66ea8340b738b45b4

Saat itu saya begitu tenggelam membacanya, menelusuri kata demi kata yang  begitu membuka mata hati saya, dan saya pun terpana ketika ternyata kegiatan sosial yang mereka lakukan adalah di Lingkungan yang tak jauh dari tempat tinggal saya, diri ini serasa tersadarkan dan mendapat tamparan hebat, Malu rasanya pada diri, ketika mereka begitu peduli dengan orang orang di lingkungan yang tak jauh dari  tempat tinggal saya. Sedangkan saya mungkin sama sekali tidak tahu keberadaan mereka, malah mengetahuinya  lewat media.

Tulisan Pak  Achmad Siddik Thoha, berhasil mengguncang nurani, begitu menginspirasi dan membuat mata ini meleleh, jujur saat itu saya menangis membacanya, diri ini seolah dibangunkan dari tidur saya yang begitu panjang.

Itulah kekuatan sebuah tulisan, ternyata sebuah tulisan mampu memainkan perasaan para pembacanya, membuat seseorang yang membacanya tersadarkan, berintropeksi diri, berdecak kagum, menarik pelajaran dan lain sebagainya.

Saya pun kembali mencari tulisan tulisan Pak Achmad Siddik Thoha, dan membacanya perlahan, dan lagi lagi saya membaca sebuah tulisan tentang kegiatan kemanusiaan.

Disini :
http://www.kompasiana.com/achmadsiddikthoha/menyegarkan-jiwa-bersama-pekerja-di-jalanan_553014e86ea8341c208b4574

Disana memuat tulisan tentang sebuah komunitas yang senatiasa berbagi dengan lingkungan sekitar, seperti petugas kebersihan, satpam, kaum dhuafa dll. Kegiatan yang begitu positif dalam meraih pahala untuk kehidupan akherat kelak. 

Saya merasa membaca tulisan tulisan Pak achmad  ini bukan sebuah kebetulan atau ketidaksengajaan, melainkan sudah di atur OlehNya,  yang membuat saya  siang itu berada di depan monitor adalah atas izinNya,  yang menggerakan tangan saya di keyboard untuk mencari cari artikel dan ilmu ilmu baru adalah Allah swt. Saya jadi mengerti bahwa dari setiap orang kita bisa belajar, dari setiap orang kita bisa memetik pelajaran. Saya belajar banyak dari bapak, saya ingin seperti bapak  yang keberadaanya bisa bermanfaat untuk orang banyak, yang bisa berbagi dengan sesama. Karena  sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang banyak.

Saya tak ingin hanya jadi penonton saja, saya ingin jadi pemain, saya pun tertarik dan berniat untuk bergabung dengan dengan  “ Komunitas kongkrit “ apalagi momennya pas saat itu akan menjelang bulan ramadhan, saya pun segera mencari di google  tentang 
“ Komunitas kongkrit “, lalu melihat blog, facebook dan twitternya, saya pun segera menghubungi Contac personnya dan mereka menyambut dengan baik keinginan saya untuk bergabung.

Dan Alhamdulillah Ramadhan tahun ini saya bisa menjadi bagian dari mereka, walaupun saya anggota baru tapi saya merasa telah dirangkul oleh mereka, mereka mengajarkan saya sebuah kepedulian, mengajarkan saya tentang arti berbagi, mengajarkan sebuah rasa empati terhadap sesama.

Ini adalah Ramadhan pertama saya terjun langsung ke jalan menjadi Relawan Komunitas Kongkrit yang membagi bagikan menu untuk berbuka puasa (takjil) kepada para supir, para penumpang, para pekerja , para pejalan kaki yang menjelang  maghrib masih  berada di dalam angkutan kota atau berada di jalanan.

Dan seperti ada kepuasan batin dan kebahagiaan tersendiri ketika saya melakukan ini,

Ketika para penumpang , supir, dan yang mendapat takjil lainnya mengucapkan “Terimakasih ya mba” dengan senyum penuh senang.

Kalau boleh menggambarkan, sebenarnya yang pertama kali merasa bahagia dan senang adalah bukan mereka tapi saya sendiri. ketika kita bisa membuat orang lain bahagia , ketika kita bisa berbuat sesuatu yang  berarti untuk orang lain, sebenarnya yang pertama kali merasakan “ kebahagiaan ”  bukanlah orang yang diberi, tetapi kita sendiri. Ada kepuasan batin tersendiri dan mungkin tak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

Kalau boleh berkata dalam hati ingin rasanya saya membalas dengan kalimat “ Tidak usah berterima kasih untuk sebuah kewajiban pak, bu, mba, mas :) “

Mungkin sudah menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim untuk saling tolong menolong, apalagi saat ini bulan Ramadhan , Bulan dimana orang berlomba lomba meraih pahala, apalagi teringat dengan sebuah hadist yang berbunyi.

“Barangsiapa memberikan makanan untuk berbuka kepada yang puasa, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang puasa tanpa mengurangi pahala orang yang puasa itu sedikit pun.” (HR. Tirmidzi. Ia berkata: “Hadits ini hasan shahih.”)




Terjun langsung di jalanan, mengajarkan saya banyak pelajaran, banyak ilmu yang saya petik.

Teringat ketika saya mencoba  memberi sebuah takjil kepada seorang  pejalan kaki, Beliau ketika itu berjalan seorang diri, ketika saya beri ia berkata “ Terimakasih kasih mba, kasih ke yang lain saja “ Ucapnya tersenyum ramah. saat itu saya tidak sadar dan awalnya tidak melihat ternyata beliau sudah membawa tentengan diplastik sebuah minuman es buah, mungkin baru saja beliau beli.

Dari ucapannya yang sederhana itu, saya belajar bahwa kita harus bisa mendahulukan orang lain, tidak egois dengan diri sendiri, mengerti keadaan orang lain, belajar untuk tidak serakah dan untuk bisa lebih peka melihat ke sekeliling kita.

Dan cerita lainnya, di hari Ramadhan yang berbeda,  ini ketika sebelum membagikan takjil seperti bisa kami duduk sambil menunggu waktu membagikan, membereskan paket paket takjil yang akan di bagikan, disebuah tempat dimana biasa kami berkumpul setiap harinya.

Saat itu datang seorang  ibu bersama anaknya  dan juga suaminya, dan menanyakan kepada kami “Ini jualan ya mba?” tanyanya tersenyum. Mungkin karena banyaknya makanan dan minuman dikardus di dekat kami duduk. Mungkin sangkanya kami berjualan untuk menu berbuka dan mungkin ibu itu berniat membeli untuk anaknya dan juga untuk menu berbuka.

“ Gak bu, ini takjil untuk berbuka gratis “ ucap salah satu dari kami ramah.

Salah satu di antara kami  pun membagi takjil itu kepada ibu itu beserta anak dan suaminya. Ibu itu beserta suaminya pun tersenyum senang dan mengucapkan terimakasih.

Mungkin ini kisah yang sedikit menarik dan membuat tersenyum karena kami disangkanya jualan, karena seperti menggelar dagangan terlihatnya :), Tapi tak apa tak salah juga dengan yang namanya berdagang. Karena berdagang merupakan salah satu yang di contohkan Nabi Muhammad saw. Dan berdagang juga merupakan sembilan dari sepuluh pintu rizki.

Dari ibu itu saya belajar tentang sebuah kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, belajar tentang sebuah ketulusan dan niat baik untuk membeli menu berbuka untuk keluarga.

Kemudian  cerita lainnya, dihari ramadhan yang berbeda ketika saya kembali menjadi relawan membagikan takjil, sore menjelang maghrib itu  melintas sebuah bus, saat itu terbuka pintu depan bus, lalu  jendela tengah penumpang, dan pintu bagian belakang. Saat itu saya berdua dengan teman relawan yang lain, teman saya membagi takjil diluar di dekat  pintu depan melalui kondekturnya klo tidak salah, dan saya membagi takjil lewat jendela yang terbuka di bus, Nampak seorang bapak dibalik jendela, saya pun mengulurkan tangan saya ke atas memberi takjil itu, karena posisi jendela bus lebih tinggi. Bapak itu pun menyambut takjil dengan senyum senang “Terimakasih” ucapnya,

Beliau pun kembali berkata “ Mba, boleh minta satu lagi untuk istri saya ?” ucapnya tersenyum. Saya pun segera mengambil dari kardus dan menyodorkannya kembali.

“Terimakasih ya mba” Sahutnya tersenyum.

Dari bapak itu saya belajar tentang sebuah kesetiaan terhadap pasangan , tentang sebuah cinta, tentang sebuah kasih sayang dan belajar untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri.

Itulah kisah kisah yang saya alami ketika menjadi relawan menyebar takjil di jalanan, yang mungkin ceritanya hanyalah sederhana,  tapi begitu memberi pelajaran untuk saya pribadi, semoga kegiatan ini bisa berlanjut ke Ramadhan tahun depan dan seterusnya, aamiin…

Saya bersyukur kepada Allah swt, karena atas izin-Nya saya bisa mengenal komunitas kongkrit lewat tulisannya Pak Achmad Siddik Thoha, bisa bersilaturahim dan mengenal teman-teman yang luar biasa, teman-teman  yang senantiasa mengingatkan dan mengajak saya pada kebaikan, yang menyadarkan saya bahwa hidup adalah berbagi, hidup itu harus peka melihat keadaan disekeliling kita. *Terimakasih banyak Teman-Teman :), Terimakasih juga Pak Achmad Siddik Thoha :)

Dan mudah-mundahan kegiatan positif dalam komunitas ini bisa di tiru oleh yang lainnya, mundah-mundahan Komunitas Kongkrit bisa menjadi gardu energi yang terus menyalurkan kebaikan untuk orang lain. aamiin.

Untuk saya pribadi mundah-mundahan  niat saya  ini tetap lurus, dan mohon doakan saya, mundah  mundah sisa hidup saya bisa menebar kebaikan dan  bermanfaat untuk orang banyak. Aamiin.



Salam, Nyata Berbagi :)
Rabu, 08 Juli 2015

1 comment: